CALON
GURU
By:
Tiar
PARA PEMAIN:
Ohar
(Seorang mahasiswa calon guru)
Tiar (
Seorang mahasiswa calon guru yang sudah mengajar)
Nampak setting sebuah ruangan
kerja guru yang sederhana dengan perlengkapan meja dan kursi.
(TIAR DATANG SAMBIL MEMBAWA PERLENGKAPAN
MENGAJARNYA)
TIAR: (bercerita sambil memperkenalkan diri
kepada penonton) Diperkenalkan saja nama saya Tiar. Saya baru saja selesai
mengajar, bagitu lelah rasanya menghadapi murid jaman sekarang………. Bayangkan
saja…… Coba bayangkan…… Murid sekarang, diajarkan lagu “Garuda Panca Sila”
katanya kuno….. Malah minta lagu “Bang
Toyib”………. Makin parah aja jaman ini………….
(OHAR DATANG DAN TIAR DUDUK DI KURSI
KERJANYA LALU DIKUTI OLEH OHAR YANG JUGA DUDUK DI KURSI KERJANYA)
OHAR: Sudah tadi bung…….
TIAR : Ya…
baru beberapa menit yang lalu……...
OHAR: Emmmmmmmmmm…. Ada apa bung…. Kok kelihatannya bung lelah
sekali?
TIAR: Iya… Tentu saja.. bagaimana tidak lelah menghadapi murid jaman
sekarang….. Bayangkan saja…… Coba bayangkan…… Murid sekarang, diajarkan lagu
“Garuda Panca Sila” katany kuno….. Malah minta lagu “Bang Toyib”………. Makin
parah aja jaman ini…………. Apa lagi saat dijelaskan tentang materi…. Mereka tidak
menghiraukan….. seakan mereka tidak perlu semua itu…… saat diberi kesempatan
bertanya diam……. Seakan mereka semua memahami….. saat ditanya…… diam…… seakan
mereka tak paham sama sekali…… alamaaaak….. pusing aku jadinya…….
OHAR: Tenang saja… Tak perlu panic begitulah bung…… bukan salah
mereka….. mungkin metode kita yang kurang tepat…… atau……. Bahasa kita yang
sulit dipahami oleh mereka…… bisa juga kurikulumnya yang kurang tepat…..
TIAR: Ya sudahlah…... Memang nasib seorang guru……
harus paham dam mampu segalanya…… Mulai dari yang namanya pedagogic……..
kepribadian…… social…… dan professional….. harus apa lagi…….
OHAR: ya….! Tepat sekali….. memang itu yang dibutuhkan sebagai
seorang guru….. guru yang professional tentunya……. Bukankah kesejahteraan guru
sudah mulai duperhatikan sekarang ini……
TIAR: Bukannya aku munafik…… tapi…… bagiku…..
seorang guru berangkat dari panggilan hati nuraninya……. Bukan karena
kesejahteraan…… sayang sekali……. Dikala pemerintah mulai memperhatikan
kesejahteraan guru…… masih saja banyak kecurangan untuk merampas kesejahteraan
yang layak mendapatkannya…….. sungguh sangat disayang……
OHAR: Maksud bung?
TIAR: Ya….. coba kau lihat disekitar kita…….
Masih banyak para sarjana pendidikan palsu……. Begitu mudahnya mendapat gelar
sarjana……. Apalagi hanya NUPTK……. Atau surat keterangan sukwan……. Benar-benar
tidak mampu aku pahami…….
OHAR: Ahhhh… Biarkan saja. Memang sudah menjadi rahasia umum di
Negara kita ini….. yang penting kita jalani hidup kita sebagaimana mestinya……
toh…. Tuhan maha tau…….
TIAR: ya….. Tuhan memang maha tahu…… sayang
pemerintah tidak maha tahu….. namun aku heran…… mengapa begitu sulitnya meningkatkan
kualitas guru….. bukankah kualitas peseta didik dapat ditentukan oleh kualitas
gurunya….. apa yang salah…. Kesejahteraan kah……? Sedangkan pemerintah telah
berupaya sedemikan rupa untuk itu…….
OHAR: saya rasa bukan……. Bahkan karena kesejahteraan seorang
guru yang makin diperhatikanlah sepertinya yang membikin para calon guru
tertarik untuk menjadi guru….. bukan karena panggilan hati nurani…….
TIAR: Sayang sekali……. Kasihan para peserta didik
kita…… hanya menjadi korban kesejahteraan belaka……. Memang betul apa yang kau
katakana….. buktinya…… begitu banyak guru muda yang seakan tak layak menjadi guru……. Mereka
hanya mengajar……..
OHAR: Benarkah?
TIAR: Ya….. jika kita perhatikan…… begitu banyak
guru muda yang takmampu menyesuaikan kurikulum dengan karakter siswa atau
sekolah…… begitu banyak guru muda yang kurang mampu dalam menyusun perangakat
pembelajaran….. hanya berpedoman pada satu buku LKS…… Begitu banyak guru muda
yang bahasanya tak mampu dipahami oleh siswa….. bahkan tak jarang mereka takmampu menguasai kelas…… Apanya yang
salah sebenarnya……?
OHAR: Entah lah jika itu yang memang terjadi……..
TIAR: Sebenarnya……. Kita adalah calon guru……..
atau calon pengajar………. Hanya diri kita yang bias menetukan………
OHAR: Ya….. hanya diri kita……..
TIAR: waktu kita sudah habis…….. mari kita
pulang…….. semoga esok lebih baik…..
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar