Selasa, 27 Maret 2012


APRESIASI PROSA
Apa, Langkah-langkah, dan Bekal Awal dalam Apresiasi

Oleh:
Arif Bahtiar


A.    Pengertian Apresiasi Prosa
Untuk mengetahui pengertian apresiasi prosa, terlebih dahulu kita harus memahami pengertian dari apresiasi itu sendiri. Istilah Apresiasi berasal dari bahasa Latin apreciato yang berarti “mengindahkan” atau “menghargai”. Dalam konteks yang lebih luas, istilah apreasi menurut Gove mengandung makna (1) pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin dan (2) pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan pengarang. Pada sisi lain, Squire dan Taba berkesimpulan bahwa sebagai suatu proses, apresiasi melibatkan tiga unsur inti, yakni (1) aspek kognitif, (2) aspek emotif (3) aspek evaluatif.
Aspek kognitif berkaitan dengan keterlibatan intelek pembaca dalam upaya memahami unsur-unsur kesastraan yang bersifat objektif. Aspek emotif berkaitan dengan keterlibatan unsur emosi pembaca dalam upaya menghayati unsur – unsur keindahan dalam teks sastra yang dibaca, selain itu unsur emosi juga sangat berperan dalam upaya memahami unsur-unsur yang bersifat subjektif. Dan aspek evaluatif berhubungan dengan kegiatan memberikan penilaian terhadap suatu karya sastra.
Sejalan dengan rumusan pengertian apresiasi diatas, S. Effendi mengungkapkan bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli karya sastra secara sungguh-sungguh sehingga menumbuhkan pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra.
Sedangkan pengertian Apresiasi sastra menurut Dra. Endang Sriwidayati, M.Pd. dalam Gambaran Dasar Apresiasi adalah proses (kegiatan) pengindahan, penikmatan, penjiwaan, dan penghayatan karya sastra secara individual dan momentan, subjektif dan eksistensial, rohaniah dan budiah, khusyuk dan kafah, dan intensif dan total supaya memperoleh sesuatu daripadanya sehingga tumbuh, berkembanng dan terpiara kepedulian, kepekaan, ketajaman, kecintaan,dan keterlibatan terhadap karya sastra.
Dan istilah prosa sendiri mengandung pengertian kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tetentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita.
Prosa sebagai salah satu genre sastra, mengandung unsur – unsur meliputi (1) pengarang atau narator, (2) isi penciptaan, (3) media penyampaian isi berupa bahasa, dan (4) elemen-elemen fiksional atau unsur-unsur intrinsik yang membangun karya fiksi itu sendiri sehingga menjadi suatu wacana. Pada sisi lain, dalam rangka memaparkan isi tersebut, pengarang akan memaparkannya lewat (1) penjelasan atau komentar, (2) dialog ataupun monolog, dan (3) lewat lakuan atau action.
Prosa fiksi lebih lanjut masih dapat dibedakan dalam berbagai macam bentuk, baik itu roman, novel, atau novelet, maupun cerpen. Perbedaan berbagai macam betuk dalam prosa fiksi itu pada dasarnya hanya terletak pada kadar panjanng pendeknya isi cerita, kompleksitas isi cerita, serta jumlah pelaku yang mendukung cerita itu sendiri. Akan tetapi, elemen-elemen yang dikandung oleh setiap bentuk prosa fiksi maupun cara pengarang memaparkan isi ceritanya memiliki kesamaan meskipun dalam unsur-unsur tertentu mengandung perbedaan.
Dari pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian Apresiasi Prosa adalah proses pengindahan, penikmatan, pemahaman, dan penghargaan secara menyeluruh dan serta-merta terhadap karya sastra prosa guna mendapatkan nilai-nilai yang baik yang terkandung dalam karya sastra tersebut.

B.     Langkah – langkah Apresiasi
Langkah-langkah dalam mengapresiasi karya satra prosa dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan diantaranya:

1.      Pendekatan Parafrastis
Pendekatan Parafrastis adalah strategi pemahaman kandungan makna dalam suatu cipta sastra dengan jalan mengungkapkan kembali gagasan yang disampaikan pengarang dengan menggunakan kata-kata dan kalimat yang berbeda.
2.      Pendekatan Emotif
Suatu pendekatan yang berusaha menemukan unsur-unsur yang mengajuk emosi atau perasaan pembaca. Ajukan emosi itu dapat berhubungan dengan keindahan penyajian bentuk maupun ajukan emosi yang berhubungan dengan isi atau gagasan yang lucu dan menarik.
3.      Pendekatan Analitis
Pendekatan yang berusaha memahami unsur-unsur pembangun karya sastra.
4.      Pendekatan Historis
Pendekatan Historis adalah suatu pendekatan yang menekankan pada pemahaman tentang biografi pengarang, latar belakang peristiwa sejarah yang melatarbelakangi masa-masa terwujudnya karya sastra yang dibaca, serta bagaimana perkembangan kehidupan penciptaan maupun kehidupan sastra itu sendiri pada umumnya dari zaman ke zaman.
5.      Pendekatan Sosiopsikologis
Pendekatan yang berusaha memahami latar belakang kehidupan sosial budaya, kehidupan masyarakat, maupun tanggapan kejiwaan atau sikap pengarang terhadap lingkungan hidupnya ataupun zamannya pada saat cipta sastra itu diwujudkan.
6.      Pendekatan Didaktis
Pendekatan yang berusaha menemukan dan memahami gagasan, tanggapan, maupun sikap pengarang terhadap kehidupan.
Namun secara spesifik langkah-langkah dalam mengapresiasi karya sastra prosa dapat dilakukan dengan cara (1) mengindahkannya sebagaimana adanya, menikmati dengan penuh kesantunan dan kehormatan, menjiwakannya kedalam diri kita sebagaimana harusnya ia ada, dan menghayatkannya kedalam diri kita sebagaimana harusnya ia hayat, (2) perlu kekhusyukan dan kafah memperhatikannya, menyelidikinya, dan mengenalinya sehingga kita bisa menggambarkannya dan menceritakannya kepada orang lain, (3) setelah cara ke-1 dan ke-2 maka kita menarik makna yang terkandung dalam karya sastra prosa tersebut, (4) jika kita telah melaksanakan cara ke-1, 2, dan 3 dengan sebaik-baiknya, maka dalam diri kita akan terus tumbuh-meninggi, berkembang-merebak-meluas dan terpelihara-terawat-terperhatikan apa yang terdapat pada cara ke-5, (5) jika mengerjakan cara ke-1 dan ke-2 maka kita akan memperoleh cara ke-3 sehingga terwujud dan terjelma cara ke-4 mengenai kepedulian, kepekaan, ketajaman, kecintaan, dan keterlibatan terhadap karya sastra prosa.

C.    Bekal Awal dalam Apresiasi
Karya sastra Prosa memiliki berbagai macam unsur yang sangat kompleks, antara lain (1) unsur keindahan, (2) unsur kontemplatif yang berhubungan dengan nilai-nilai atau renungan tentang keagamaan, filsafat, politik, serta berbagai macam komplesitas permasalahan kehidupan,  (3) media pemaparan, baik berupa media kebahasaan maupun struktur wacana, serta (4) unsur-unsur intrinsik yang berhubungan dengan ciri karakteristik karya sastra itu sendiri sebagai suatu teks.
Bekal awal yang harus dimiliki oleh seorang calon apresitor adalah (1) kepekaan emosi atau perasaan sehingga pembaca mampu memahami dan menikmati unsu-unsur keindahan yang terdapat dalam karya sastra, (2) pemilikan pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan masalah kehidupan dan kemanusiaan, baik lewat penghayatan kehidupan ini secara intensif-kontemplatif maupun dengan membaca buku-buku yang berhubungan dengan masalah humanitas, misalnya buku filsafat dan psikologi, (3) pemahaman terhadap aspek kebahasaan, dan (4) pemahaman terhadap unsur-unsur intrinsik karya sastra yang akan berhubungan dengan telaah teori sastra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar